Search This Blog

Friday, 4 July 2025

Cerita Pendek: Melan, Utusan Tuhah Juga Iblis, Huru Danai

Prolog

Cerita belum berakhir. Malam itu, ketika semua hendak tidur, Melan tiba-tiba saja menahan kami. Katanya, “Semuanya Belum Berakhir”. Apa boleh buat, kami menunjukan rasa kesetiakawanan. Kami dengan terpaksa duduk kembali. 

Bukan tanpa alasan. Melan, yang menyebut dirinya Utusan TUHAN dan Iblis, Sang Juru Damai rupanya hendak mengatakan sesuatu yang sangat penting. 

Kami tidak tahu, bisikan apa yang ia 
dengarkan. 

Kali ini, kejadian aneh menimpah si Melan. Ia pingsan. Sepanjang malam itu, sampai siang hari, kami terus menjaganya. 

Katanya, protap Neraka dan Surga belaku baginya. Ia dikawal ribuan Malaikat Maut 
dan Bala Tentara Surga. Tidak ada yang dapat mengganggunya. Jika ada yang mengusiknya, Malaikat Maut dan Bala Tentara Surgawi akan melindunginya. Bahkan tidak segan-segan, nyawa orang itu bisa dihabisi. 

Kami mendengar dari mulut Melan Sendiri. Ia bertemu dengan si Iblis. Tampaknya, Iblis itu lagi bersedih; Iblis itu Menangis terisak-isak. Melan, katanya, ia berupaya membujuk si Iblis. Namun, kepedihan yang mendalam justru membuat Melan terhanyut dalam kesedihan. 

Bersama si Iblis, Melan Menangis. 

Iblis itu kemudian mengisahkan kepedihan terdalamnya terhadap sikap manusia. Katanya, menurut cerita Melan, Iblis bersedih karena Manusia tidak tahu berterimakasih padanya. Padahal, segala Harta Kekayaan, Jabatan dan Kekuasaan yang diperoleh manusia dipelajari dan diperoleh dari si Iblis. 

Malahan, Manusia bukannya berterimakasih kepada Iblis, tetapi Mereka Bersyukur kepada TUHAN. Manusia memakai strategi Iblis untuk memperoleh semuanya itu. Namun, ketika mendapatnya, mereka melupakan Iblis. 

Bahkan, manusia mengutuk Iblis itu. 

Katanya, menurut cerita Melan, Manusia sudah lebih jahat dari Iblis. Bahkan, TUHANnya sendiri tidak ia takuti. Iblis saja, ketika bertemu dengan TUHAN, Iblis akan lari. 

Berbeda dengan manusia, sudah tahu bersalah, tidak melarikan diri, malah membela diri dan mempersalahkan sesama manusia lainnya. Itupun, menurut si Iblis, kata Melan, Manusia kembali mempersalahkan Iblis.

Dari malam, hingga siang hari, Melan terus saja menceritakan tentang CURHAT IBLIS “Curahan Hati Iblis” kepada kami. Kami hanya mengangah, melongoh, melotot, terkejut dan heran. 

Universitas Kaki Abu (UNIKAB) kembali menghadirkan Mencandai Realitas Seri VII: 
“IBLIS CURHAT”. 

Mencandai Realitas Seri VII adalah kelanjutan dari Seri VI: LAWAN DIRI SENDIRI?. Karena ini merupakan kelanjutan, maka kami berhadap kepada publik agar mengikuti / membaca seri-seri sebelumnya terlebih dahulu, agar tidak tersesat. 

Kami menggunakan kata subjek “Kami”, dalam bentuk Jamak. Artinya kata ganti untuk orang pertama yang lebih dari satu. 

Akhir kata, Selamat Mencandai Realitas. 
Selamat Mendengarkan Curahan Hati Iblis !

Tabi, Ibu Kota West Papua 
12 Februari 2024

@sorotan 
Sorotan Pengikut Publik